Thursday, 27 September 2007
Kiat Berkomunikasi dengan Anak
Berkomunikasi dengan anak merupakan salah satu skill yang harus orang tua kuasai dalam mendidik anak. Karena tanpa adanya komunikasi yang efektif dengan anak dapat membuat hubungan orang tua dan anak menjadi tidak harmonis. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua dapat menimbulkan masalah anak dan remaja seperti narkoba, tawuran dan sex bebas. Oleh karena itu BERKEMAS pada tanggal 28 April 2007 mengadakan pelatihan bertajuk “ Kiat Berkomunikasi dengan Anak”. Bertempat di Vila Pejaten Mas A.29 Pasar Minggu dengan pembicara Benry dari Rumah Soleh.
Dalam makalahnya Benry menjabarkan masalah yang biasanya timbul dalam berkomunikasi yaitu
• Menyampaikannya terburu-buru
• Tidak memahami perasaan dan bahasa tubuh anak.
• Menggunakan Model Komunikasi Menyimpang
Agar komunikasi dengan anak berjalan efektif maka ada kiat-kiat bisa kita lakukan, yaitu :
• Belajar Memahami Perasaan
Setiap manusia tidak terkecuali anak juga memiliki perasaan untuk didengar, dikenali, diterima, dimengerti, dihargai dan diperhatikan bahasa tubuh. Walaupun mungkin kita menggangap anak kita masih kecil tapi kita harus memperlakukan mereka layaknya satu individu. Dengan demikian anak akan merasa nyaman dan merasa dirinya berharga. Sedangkan apabila perasaan ditidakkan maka anak membuat anak binggung dan kesal, tidak mengenali perasaannya, tidak PD dan tidak percaya pada perasaannya sendiri.
Perasaan itu seperti air jika dihambat akan mencari jalan keluar sendiri. Oleh karena itu anak perlu dibantu untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara yang tepat.
• Belajar Memahami Bahasa Tubuh
55% dari komunikasi merupakan bahasa tubuh, sisanya intonasi dan hanya 7 % yang merupakan pesan ini berarti orang akan lebih memperhatikan bahasa tubuh yg dipakai ketika berkomunikasi dibandingkan dengan komunikasi itu sendiri. Sebagai contoh ketika kita marah saat anak melakukan suatu kesalahan anak akan lebih memperhatikan kemarahan kita dibandingkan pesan yg ingin kita sampaikan. Bahasa tubuh jugamenyampaikan apa yang tak terkatakan.
• Menghindari 12 Komunikasi Menyimpang
Adalah 12 model komunikasi yang membuat anak tidak menangkap pesan apa yg sebenarnya ingin kita sampaikan. Keduabelas model itu adalah sbb:
- Memerintah - menyalahkan
- Meremehkan - membandingkan
- Mencap - mengancam
- Menasehati - membohongi
- Menghibur - mengkritik
- Menyindir - menganalisa
• Menentukan masalah siapa
Ketika menemukan permasalahan atau satu kondisi tertentu maka sebelumnya kita analisa terlebih dahulu. Masalah ini masalah anak atau masalah kita. Jika masalah anak kita hanya perlu mendengarkan aktif. Jika masalah kita maka sampaikanlah pesan saya.
• Mendengar aktif
Caranya adalah dengan mengatakan kamu sepertinya sedang + nama perasaan ( sedih, senang dst)
• Menyampaikan Pesan Saya
Ibu merasa + nama perasaan kalau kamu…..karena……
Kiat terakhir adalah cara Rasulullah berkomunikasi, yaitu
• Menghadapkan seluruh tubuhnya
• Menatap mata
• Mencoba mengerti bahasa tubuh
• Menunjukkan beliau mengerti perasaan
• Menyapa anak2 terlebih dahulu
• Melakukan mendengar aktif.
Demikianlah ringkasan kiat-kiat berkomunikasi dengan anak dalam pelatihan yang lalu semoga diterapkan. Sampai bertemu di pelatihan BERKEMAS berikutnya.
Penyaluran ZISWAF
Kami komunitas Homeschooling BERKEMAS menerima ZISWAF ( Zakat, Infak, Shadaqoh, Wakaf & Fidyah) dan menyalurkannya secara amanah kepada mereka yang berhak.
Bila anda ingin memberikan ZISWAF silakan hubungi Sekeretariat BERKEMAS di Jl. AUP gg. H. Mesir II Rt 2 Rw 10 No. 28. Telpon 78839571 atau bisa melalui Rekening KCP SEJATI MULIA BCA No 5540301648 atas nama Yayah Komariah. Bukti Pembayaran ZISWAF bisa dikirim melalui email di umirafif@yahoo.com atau fax 78845632 up Naning.
Bila anda ingin memberikan ZISWAF silakan hubungi Sekeretariat BERKEMAS di Jl. AUP gg. H. Mesir II Rt 2 Rw 10 No. 28. Telpon 78839571 atau bisa melalui Rekening KCP SEJATI MULIA BCA No 5540301648 atas nama Yayah Komariah. Bukti Pembayaran ZISWAF bisa dikirim melalui email di umirafif@yahoo.com atau fax 78845632 up Naning.
Pendaftaran BERKEMAS
Assalamua'laikum wr.wb.
Bagi homescholer yang ingin bergabung di komunitas homescholing BERKEMAS bisa datang ke sekertariat BERKEMAS di jalan AUP Gg.H.Mesir II RT02 RW010 N0 28 Pasar Minggu Jakarta Selatan tlp 78839571 pada jam 09-17 WIB Senin-Sabtu
(Konfirmasi dahulu melalui telepon).
Atau mengisi data seperti dibawah ini dan mengirimkannya melalui email di umirafif@yahoo.com atau fax 78845632 up Naning.
Selain itu dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp.200.000 yang bisa di transfer melalui rekening KCP SEJATI MULIA BCA No 5540301648 atas nama yayah komariah. Pendaftaran dianggap berlaku setelah konfirmasi pembayaran dengan melampirkan bukti transfer pembayaran melalui email atau fax .
Fasilitas yang didapat dengan menjadi anggota komunitas BERKEMAS adalah sebagai berikut:
• Terdaftar sebagai peserta homeschooling di komunitas BERKEMAS dan juga Departemen Pendidikan Nasional dari awal mendaftar sampai dengan SMA
• Dapat mengikuti ujian kesetaraan atau ujian sekolah formal pada jenjang pendidikan tertentu
• Mendapatkan raport bagi anggota yang menginginkan.
• Akan mendapatkan prioritas dalam pelatihan parenting yang diadakan oleh komunitas BERKEMAS
• Berkesempatan mengikuti pertemuan orangtua yang diadakan komunitas BERKEMAS.
DATA Yang HARUS DIISI UNTUK PENDAFTARAN KOMUNITAS HOMESCHOOLING BERKEMAS
Nama : ……………………………………………………………………
Tempat dan tgl lahir : ………………………………………………………….
Alamat :………………………………………………………………………….
Nama orangtua ayah/ibu :…………………………………………………………….
Pekerjaan :………………………………………………………………………………
Bagi homescholer yang ingin bergabung di komunitas homescholing BERKEMAS bisa datang ke sekertariat BERKEMAS di jalan AUP Gg.H.Mesir II RT02 RW010 N0 28 Pasar Minggu Jakarta Selatan tlp 78839571 pada jam 09-17 WIB Senin-Sabtu
(Konfirmasi dahulu melalui telepon).
Atau mengisi data seperti dibawah ini dan mengirimkannya melalui email di umirafif@yahoo.com atau fax 78845632 up Naning.
Selain itu dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp.200.000 yang bisa di transfer melalui rekening KCP SEJATI MULIA BCA No 5540301648 atas nama yayah komariah. Pendaftaran dianggap berlaku setelah konfirmasi pembayaran dengan melampirkan bukti transfer pembayaran melalui email atau fax .
Fasilitas yang didapat dengan menjadi anggota komunitas BERKEMAS adalah sebagai berikut:
• Terdaftar sebagai peserta homeschooling di komunitas BERKEMAS dan juga Departemen Pendidikan Nasional dari awal mendaftar sampai dengan SMA
• Dapat mengikuti ujian kesetaraan atau ujian sekolah formal pada jenjang pendidikan tertentu
• Mendapatkan raport bagi anggota yang menginginkan.
• Akan mendapatkan prioritas dalam pelatihan parenting yang diadakan oleh komunitas BERKEMAS
• Berkesempatan mengikuti pertemuan orangtua yang diadakan komunitas BERKEMAS.
DATA Yang HARUS DIISI UNTUK PENDAFTARAN KOMUNITAS HOMESCHOOLING BERKEMAS
Nama : ……………………………………………………………………
Tempat dan tgl lahir : ………………………………………………………….
Alamat :………………………………………………………………………….
Nama orangtua ayah/ibu :…………………………………………………………….
Pekerjaan :………………………………………………………………………………
Wednesday, 26 September 2007
Seminar Fungsi Kisah Dalam Pembentukan Kepribadian Anak
PT. Syamil Duta Ilmu
mengadakan seminar bertajuk:
" Fungsi Kisah Dalam Pembentukan Kepribadian Anak "
Pada hari : Minggu, 30 Sept 2007
Pukul : 9 - 12 WIB
Tempat : Vila Pejaten Mas A.29
Jl. Raya Pejaten, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Pembicara : Kak Eka Wardhana (penulis cerita anak)
Biaya : Rp. 20.000 ( berhadiah buku)
boleh dibayarkan pada hari H pada ibu Wiwin
Info : Wiwin Syamil 021-70635480
mengadakan seminar bertajuk:
" Fungsi Kisah Dalam Pembentukan Kepribadian Anak "
Pada hari : Minggu, 30 Sept 2007
Pukul : 9 - 12 WIB
Tempat : Vila Pejaten Mas A.29
Jl. Raya Pejaten, Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Pembicara : Kak Eka Wardhana (penulis cerita anak)
Biaya : Rp. 20.000 ( berhadiah buku)
boleh dibayarkan pada hari H pada ibu Wiwin
Info : Wiwin Syamil 021-70635480
Kirigami
Belum banyak orang yang mengenal kirigami, yang merupakan variasi dari origami yaitu seni melipat kertas dari Jepang. Padahal kirigami mudah dipelajari dan hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti membuat hiasan, kartu ucapan, pembatas buku dan lain sebagainya.
Kata kirigami berasal dari bahasa Jepang yaitu "kiri=menggunting" dan "gami=kertas" jadi kirigami artinya menggunting kertas tapi pada prakteknya kirigami tidak hanya melibatkan menggunting kertas tapi juga melipat kertas. Jadi yang membedakan origami dengan kirigami adalah proses mengguntingnya. Jika origami kita hanya melipat kertas tapi kalau kita ingin membuat kirigami kita harus melipat dan kemudian mengunting kertas tersebut engan mengikuti pola yang telah kita buat.
Bahan-bahan yang diperlukan juga cukup sederhana yaitu aneka jenis kertas, gunting dan pola untuk membuat kirigami. Anak-anak di BERKEMAS sangat menyukai kirigami karena hanya dengan beberapa lipatan dan guntingan mereka bisa merubah kertas yang pada awalnya hanya berbentuk segi empat biasa menjadi aneka macam bentuk yang cantik. Mereka sangat menikmati proses membuka lipatan kertas yang sudah digunting, tiba-tiba dari lipatan tersebut muncul bentuk yg sangat berbeda dari bentuk awal kertas tadi.
Untuk pola dan cara membuatnya kita bisa lihat di link dibawah ini
kirigami1
kirigami2
Bisa juga dengan membeli buku berjudul Kirigami- Kreasi Indah Seni Mengunting Kertas pengarang Revi Devi Paat yang dijual di toko buku Gramedia seharga Rp. 40.000. Bahkan ketika kita sudah mempelajari lipatan dasarnya kita dapat menciptakan aneka bentuk baru
Saturday, 22 September 2007
Rumahku Sekolahku
Profesi saya saat ini adalah seorang guru taman kanak-kanak. Sudah tentu tempat berkarya bagi seorang guru adalah sekolah. Sekolah saya bertempat di daerah Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Jika orang hanya melihatnya dari luar maka mereka tidak akan tahu bahwa bangunan ini adalah sebuah sekolah. Bangunannya hanya terdiri dari satu lantai, bercat warna peach di atas sebidang tanah seluas 100 m2. Walaupun berukuran cukup mungil, bangunan itu dapat memuat semua aktivitas belajar kami. Semua ruang dilengkapi dengan jendela-jendela kaca berukuran besar yang seakan mengundang matahari untuk ikut masuk ke dalam sekolah kami. Jendela-jendela tersebut membuat sekolah kami terasa lapang dan jauh dari kesan pengap dan sempit.
Saya membagi halaman sekolah kami menjadi dua bagian. Sisi sebelah kiri untuk lapangan olahraga sedangkan sisi sebelah kanan untuk taman kecil yang juga menjadi laboratorium biologi.
Pagi hari merupakan saat yang menyenangkan untuk beraktivitas di halaman sekolah. Posisi sekolah kami yang menghadap ke timur membuat murid-murid saya bermandikan sinar matahari pagi ketika berada di halaman. Di lapangan olahraga, mereka bisa bebas sepeda atau bola. Saya menempatkan sebuah ring basket kecil di dinding pembatas sekolah kami dengan bagunan di sebelahnya. Terkadang saya merentangkan tali plastik dari pagar sampai tiang bangunan sekolah, sehingga kami bermain voli dengan tali plastik tadi sebagai netnya. Sebagai guru saya ikut bermain dengan mereka, ikut tertawa ketika melihat ada murid saya yang membuat gerakan lucu ketika berusaha menangkap bola, dan ikut bersedih ketika ada murid saya yang terjatuh.
Pagar besi juga membuat mereka aman bermain dihalaman tapi juga tidak menghalangi mereka untuk melihat apa yang terjadi di luar sekolah kami. Murid-murid saya akan berteriak kegirangan manakala sesekali lewat delman yang ditarik oleh kuda ataupun pesawat yang terbang cukup rendah.
Di taman kecil yang ditumbuhi oleh rumput peking, kami bisa mengamati berbagai jenis serangga. Beraneka jenis semut yang lalu-lalang dengan sibuknya, belalang yang bersembunyi diantara rumpun bambu ataupun capung yang terbang hilir mudik di atas daun bawang-bawangan.
Terkadang kalau kami beruntung ada kupu-kupu yang kebetulan mampir di antara bunga-bunga mawar. Suatu hari nanti saya berharap bisa menanam pohon jambu di taman kecil. Rasanya indah membayangkan bisa berteduh di bawahnya sambil menikmati rujak jambu dari pohon sendiri.
Di dalam bagunan sekolah terdapat berbagai ruang. Ruang yang paling luas saya jadikan aula tempat para murid-murid saya bisa melakukan berbagai aktivitas seni. Saya menempatkan seperangkat audio di rak yang cukup rendah sehingga murid-muris saya bisa memutar sendiri musik yang mereka inginkan. Kami juga mempunyai beberapa alat musik yang kami buat sendiri, seperti marakas-berupa stoples kaca yang diisi beras atau kacang hijau, drum-berupa panci dengan sumpit sebagai stiknya ataupun suling dari selang.
Di ruang ini juga terdapat sebuah sofa yang multi fungsi. Bisa menjadi panggung boneka kalau saya bersembunyi di belakangnya sambil memainkan boneka jari, sehingga bisa ditonton dari arah sebaliknya. Bisa menjadi benteng pertahanan ataupun rumah-rumahan dengan membentangkan kain di atasnya. Bisa pula sekadar tempat untuk duduk bersantai mendengarkan saya membacakan buku cerita.
Di aula ini terdapat dua pintu yang menghubungkan ke ruang lain. Ruang yang pertama saya jadikan perpustakaan sekolah. Di dalam ruang ini terdapat berbagai rak buku. Pada bagian atas rak buku saya meletakkan guru pribadi saya 24 jam, yaitu beraneka jenis buku saya. Bagian bawah rak adalah khusus untuk buku-buku murid saya, berupa ensiklopedi anak, buku-buku cerita ataupun buku mewarnai.
Di samping salah satu rak buku, saya menempatkan satu buah laci plastik tempat menyimpan berbagai peralatan murid-murid. Di antaranya krayon, spidol, cat air dan beraneka jenis kertas.
Di sampingnya lagi, ada kotak harta karun yang berisi berbagai jenis benda yang kelihatannya tidak lebih dari barang rongsokan. Meskipun demikian, anak-anak dengan imajinasinya yang luar biasa bisa memainkan aneka peran dengan menggunakan barang-barang tadi.
Di sepanjang dinding perpustakaan juga dihiasi berbagai jenis poster yang setiap beberapa bulan saya ganti dengan yang baru kecuali tiga poster, yaitu poster abjad latin, huruf hijaiyah dan peta dunia.
Di balik pintu berikutnya adalah Laboratorium Komputer kami. Dari ruang ini kami bisa berkunjung ke berbagai tempat menarik seperti pabrik susu ataupun ruang angkasa dengan hanya beberapa klik saja. Internet memang membuat dunia seakan tak bersekat.
Di balik komputer ini juga saya merefleksikan pikiran-pikiran saya kedalam tulisan di sela-sela kesibukan saya mengajar. Dinding ruang ini dihiasi dengan coretan hasil karya murid-murid saya yang beraliran “abstrak”, karena biasanya hanya mereka sendiri yang tahu arti dari setiap lukisan.
Ruang terakhir terletak di bagian paling belakang sekolah ini tepatnya di belakang aula. Ruang ini saya jadikan laboratorium matematika dan sains. Di ruang ini ada berbagai macam benda untuk dihitung, diukur dan diklasifikasikan, seperti tomat, jeruk nipis atau wadah-wadah plastik. Mereka bisa melakukan berbagai macam percobaan – percobaan sederhana yang membuat mereka tahu bahwa tidak semua benda dapat terapung, ataupun ternyata minyak tidak dapat disatukan dengan air.
Tak jarang saya mengajak murid-murid saya memasak. Karena memasak melibatkan banyak unsur sains bahkan kegembiraan sekaligus. Terkadang ketika sedang membuat kue ada yang iseng mencolek muka temannya dengan tepung terigu sambil teriak, “Ih, kayak badut." Yang dicolek tidak marah malah balas mencolek. Jadilah kelas kami lebih mirip sirkus, apalagi ditambah dengan ramainya gelak tawa kami semua. Kadang saya tersenyum sendiri manakala mereka dengan bangga berkata pada saat mencetak kue, “Eh, lihat punyaku seperti dinosaurus.” Padahal kenyataannya bentuknya lebih mirip pohon.
Di sekolah saya tidak ada ruang kelas khusus karena semua ruang adalah ruang kelas tempat mereka bisa mempelajari sesuatu yang baru. Meja dan kursi mereka belajar terbuat dari plastik warna-warni yang memudahkan mereka untuk memindah-mindahkan ke ruang mana saja yang mereka mau. Selain itu, untuk memudahkan mereka belajar membaca kelak, saya juga memberikan label pada setiap benda di rumah kami. Ada tulisan "kursi" yang ditempel di kursi sehingga membuat mereka memahami bahwa setiap tulisan mempunyai arti.
Tahun ini murid saya hanya ada dua orang. Tapi saya berharap tahun-tahun berikutnya akan bertambah lagi karena saya masih berencana untuk menambah jumlah anak saya. Ya. Murid-murid saya adalah anak-anak sendiri. Dan sekolah saya adalah rumah saya sendiri dengan bagian–bagian dari rumah yang saya fungsikan layaknya sebuah sekolah. Mereka memang tidak saya masukkan ke dalam sekolah formal biasa. Dengan menjadikan rumah kami sebagai sekolah maka anak-anak saya bisa belajar kapan saja -dari mulai bangun sampai tidur lagi, dimana saja- dari mulai halaman depan sampai dapur. Dengan cara itu mereka akan merasakan bahwa belajar sama alaminya dengan bernapas. Dan saya bisa menyaksikan sendiri setiap kemajuan yang telah mereka capai.
Itu merupakan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan
Jika orang hanya melihatnya dari luar maka mereka tidak akan tahu bahwa bangunan ini adalah sebuah sekolah. Bangunannya hanya terdiri dari satu lantai, bercat warna peach di atas sebidang tanah seluas 100 m2. Walaupun berukuran cukup mungil, bangunan itu dapat memuat semua aktivitas belajar kami. Semua ruang dilengkapi dengan jendela-jendela kaca berukuran besar yang seakan mengundang matahari untuk ikut masuk ke dalam sekolah kami. Jendela-jendela tersebut membuat sekolah kami terasa lapang dan jauh dari kesan pengap dan sempit.
Saya membagi halaman sekolah kami menjadi dua bagian. Sisi sebelah kiri untuk lapangan olahraga sedangkan sisi sebelah kanan untuk taman kecil yang juga menjadi laboratorium biologi.
Pagi hari merupakan saat yang menyenangkan untuk beraktivitas di halaman sekolah. Posisi sekolah kami yang menghadap ke timur membuat murid-murid saya bermandikan sinar matahari pagi ketika berada di halaman. Di lapangan olahraga, mereka bisa bebas sepeda atau bola. Saya menempatkan sebuah ring basket kecil di dinding pembatas sekolah kami dengan bagunan di sebelahnya. Terkadang saya merentangkan tali plastik dari pagar sampai tiang bangunan sekolah, sehingga kami bermain voli dengan tali plastik tadi sebagai netnya. Sebagai guru saya ikut bermain dengan mereka, ikut tertawa ketika melihat ada murid saya yang membuat gerakan lucu ketika berusaha menangkap bola, dan ikut bersedih ketika ada murid saya yang terjatuh.
Pagar besi juga membuat mereka aman bermain dihalaman tapi juga tidak menghalangi mereka untuk melihat apa yang terjadi di luar sekolah kami. Murid-murid saya akan berteriak kegirangan manakala sesekali lewat delman yang ditarik oleh kuda ataupun pesawat yang terbang cukup rendah.
Di taman kecil yang ditumbuhi oleh rumput peking, kami bisa mengamati berbagai jenis serangga. Beraneka jenis semut yang lalu-lalang dengan sibuknya, belalang yang bersembunyi diantara rumpun bambu ataupun capung yang terbang hilir mudik di atas daun bawang-bawangan.
Terkadang kalau kami beruntung ada kupu-kupu yang kebetulan mampir di antara bunga-bunga mawar. Suatu hari nanti saya berharap bisa menanam pohon jambu di taman kecil. Rasanya indah membayangkan bisa berteduh di bawahnya sambil menikmati rujak jambu dari pohon sendiri.
Di dalam bagunan sekolah terdapat berbagai ruang. Ruang yang paling luas saya jadikan aula tempat para murid-murid saya bisa melakukan berbagai aktivitas seni. Saya menempatkan seperangkat audio di rak yang cukup rendah sehingga murid-muris saya bisa memutar sendiri musik yang mereka inginkan. Kami juga mempunyai beberapa alat musik yang kami buat sendiri, seperti marakas-berupa stoples kaca yang diisi beras atau kacang hijau, drum-berupa panci dengan sumpit sebagai stiknya ataupun suling dari selang.
Di ruang ini juga terdapat sebuah sofa yang multi fungsi. Bisa menjadi panggung boneka kalau saya bersembunyi di belakangnya sambil memainkan boneka jari, sehingga bisa ditonton dari arah sebaliknya. Bisa menjadi benteng pertahanan ataupun rumah-rumahan dengan membentangkan kain di atasnya. Bisa pula sekadar tempat untuk duduk bersantai mendengarkan saya membacakan buku cerita.
Di aula ini terdapat dua pintu yang menghubungkan ke ruang lain. Ruang yang pertama saya jadikan perpustakaan sekolah. Di dalam ruang ini terdapat berbagai rak buku. Pada bagian atas rak buku saya meletakkan guru pribadi saya 24 jam, yaitu beraneka jenis buku saya. Bagian bawah rak adalah khusus untuk buku-buku murid saya, berupa ensiklopedi anak, buku-buku cerita ataupun buku mewarnai.
Di samping salah satu rak buku, saya menempatkan satu buah laci plastik tempat menyimpan berbagai peralatan murid-murid. Di antaranya krayon, spidol, cat air dan beraneka jenis kertas.
Di sampingnya lagi, ada kotak harta karun yang berisi berbagai jenis benda yang kelihatannya tidak lebih dari barang rongsokan. Meskipun demikian, anak-anak dengan imajinasinya yang luar biasa bisa memainkan aneka peran dengan menggunakan barang-barang tadi.
Di sepanjang dinding perpustakaan juga dihiasi berbagai jenis poster yang setiap beberapa bulan saya ganti dengan yang baru kecuali tiga poster, yaitu poster abjad latin, huruf hijaiyah dan peta dunia.
Di balik pintu berikutnya adalah Laboratorium Komputer kami. Dari ruang ini kami bisa berkunjung ke berbagai tempat menarik seperti pabrik susu ataupun ruang angkasa dengan hanya beberapa klik saja. Internet memang membuat dunia seakan tak bersekat.
Di balik komputer ini juga saya merefleksikan pikiran-pikiran saya kedalam tulisan di sela-sela kesibukan saya mengajar. Dinding ruang ini dihiasi dengan coretan hasil karya murid-murid saya yang beraliran “abstrak”, karena biasanya hanya mereka sendiri yang tahu arti dari setiap lukisan.
Ruang terakhir terletak di bagian paling belakang sekolah ini tepatnya di belakang aula. Ruang ini saya jadikan laboratorium matematika dan sains. Di ruang ini ada berbagai macam benda untuk dihitung, diukur dan diklasifikasikan, seperti tomat, jeruk nipis atau wadah-wadah plastik. Mereka bisa melakukan berbagai macam percobaan – percobaan sederhana yang membuat mereka tahu bahwa tidak semua benda dapat terapung, ataupun ternyata minyak tidak dapat disatukan dengan air.
Tak jarang saya mengajak murid-murid saya memasak. Karena memasak melibatkan banyak unsur sains bahkan kegembiraan sekaligus. Terkadang ketika sedang membuat kue ada yang iseng mencolek muka temannya dengan tepung terigu sambil teriak, “Ih, kayak badut." Yang dicolek tidak marah malah balas mencolek. Jadilah kelas kami lebih mirip sirkus, apalagi ditambah dengan ramainya gelak tawa kami semua. Kadang saya tersenyum sendiri manakala mereka dengan bangga berkata pada saat mencetak kue, “Eh, lihat punyaku seperti dinosaurus.” Padahal kenyataannya bentuknya lebih mirip pohon.
Di sekolah saya tidak ada ruang kelas khusus karena semua ruang adalah ruang kelas tempat mereka bisa mempelajari sesuatu yang baru. Meja dan kursi mereka belajar terbuat dari plastik warna-warni yang memudahkan mereka untuk memindah-mindahkan ke ruang mana saja yang mereka mau. Selain itu, untuk memudahkan mereka belajar membaca kelak, saya juga memberikan label pada setiap benda di rumah kami. Ada tulisan "kursi" yang ditempel di kursi sehingga membuat mereka memahami bahwa setiap tulisan mempunyai arti.
Tahun ini murid saya hanya ada dua orang. Tapi saya berharap tahun-tahun berikutnya akan bertambah lagi karena saya masih berencana untuk menambah jumlah anak saya. Ya. Murid-murid saya adalah anak-anak sendiri. Dan sekolah saya adalah rumah saya sendiri dengan bagian–bagian dari rumah yang saya fungsikan layaknya sebuah sekolah. Mereka memang tidak saya masukkan ke dalam sekolah formal biasa. Dengan menjadikan rumah kami sebagai sekolah maka anak-anak saya bisa belajar kapan saja -dari mulai bangun sampai tidur lagi, dimana saja- dari mulai halaman depan sampai dapur. Dengan cara itu mereka akan merasakan bahwa belajar sama alaminya dengan bernapas. Dan saya bisa menyaksikan sendiri setiap kemajuan yang telah mereka capai.
Itu merupakan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan
Friday, 21 September 2007
Proses De-schooling
" Bu Nina gimana perkembangan Asma setelah homeschooling", tanya Bu Yayah.
" Alhamdulillah Asma kelihatanya bahagia sekali, sekarang dia lebih rileks, jarang marah-marah lagi." Bu Nina menjawab. " Tapi bu Yayah dari semenjak keluar sekolah dua bulan yang lalu sampai sekarang Asma sama sekali belum pernah buka buku matematikanya."
" Sama bu, Tiara juga sekarang gak stress lagi dulu setiap pulang sekolah pasti banting pintu. Sekarang tiara jadi lebih sabar dan sayang sama adiknya. Cuma masalahnya dia nggak mau kalau disuruh buka-buka lagi buku pelajarannya." kata bu Ike menambahkan obrolan seru para ibu-ibu Berkemas yang sedang sharing pengalaman homeschooling selepas anak memutuskan keluar dari sekolah.
Berdasarkan pengalaman beberapa ibu yang menjalankan homeschooling setelah anak mereka menjadi murid sekolah beberapa tahun ada beberapa kesamaan yg dirasakan. Kesamaan yang paling menonjol adalah anak merasa lebih bahagia tapi sekaligus menjadi tidak bersemangat ketika diharuskan membuka buku pelajaran lagi.Beberapa orang tua kemudian merasa khawatir dan mulai berpikir pakah keputusan untuk meng HS anak merupakan keputusan yang tepat? Atau HS malah membuat anak jadi malas belajar sehingga menjadi preseden buruk bagi masa depan si anak kedepan?
Para orang tua sebaiknya tidak usah khawatir, merupakan hal yang wajar jika anak merasa ingin bersantai sejenak melepaskan ketengangan mereka selama sekolah. Sejenak melepaskan diri dari tekanan-tekanan menghadapi ujian. Anak paling tidak senang diuji sama halnya dengan para orang tua. Dengan memutuskan homeschooling bukan berarti kita memindahkan tekanan sekolah masuk kedalam rumah. Biarkan anak melakukan berbagai kegiatan yang diminatinya. Membuat karya seni atau proyek, membaca buku yang selama ini tidak sempat dia baca karena waktunya habis untuk mengerjakan PR atau melakukan kegiatan olah raga favoritnya. Jauh dari buku teks bukan berarti tidak ada pelajaran yang bisa diambil karena sesungguhnya ilmu Allah itu luas sekali.
Ajak anak untuk mengulang pelajarannya disekolah dengan mempraktekkannya langsung kedalam kehidupan nyata seperti anak yang sedang mempelajari tabel perkalian bisa diajak untuk membuat kue kering. Sambil memanggang kue anak bisa diajak untuk menghitung dengan cepat jumlah kue yg ada di loyang dengan menggunakan tabel perkalian. Sehingga mereka paham semua ilmunya yang selama ini hanya tercetak itu sebenarnya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika anak sedang tidak berminat membaca, orang tua bisa membacakan untuk mereka. Anak yang sudah bisa membaca juga akan senang kalau orangtua mau membacakan buku untuk mereka apalagi sambil disertai pelukan dan obrolan hangat sewaktu membaca.Orang tua bisa juga mengambil alih membaca buku teks anak sehingga orang tua tahu kegiatan apa yg bisa dilakukan yang bisa mencakup materi dalam buku teks.
Lepaskan anak-anak, biarkan mereka benar-benar merasa terbebas dari belajar berdasarkan tekanan atau ujian. Biarkan setiap anak yang baru homeschooling untuk menjalani proses de-schooling proses dimana si anak melepaskan diri dari sekolah, dari buku teks, dari ujian, dari PR, dari keharusan mempelajari sesuatu yang sedang tidak mereka ingin pelajari. Tidak usah terburu-buru memaksa mereka untuk melanjutkan pelajaran seperti yang disekolah. Nikmati proses de-schooling sampai menunggu kesiapan anak untuk melanjutkan proses akademiknya. Yakinlah bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai rasa ingin tahu. Bantu anak untuk mendapatkan motivasinya dalam belajar. Tumbuhkan kesadaran bahwa mereka belajar karena mereka ingin mengetahuinya bukan karena mereka akan menghadapi ujian. Anak homeschooling tidak perlu terlalu stress menghadapi ujian karena pada umumnya ujian hanya akan dijalani pada akhir masa pendidikan dasar, kemudian akhir pendidikan menengah dan akhir masa pendidikan lanjutan.
" Alhamdulillah Asma kelihatanya bahagia sekali, sekarang dia lebih rileks, jarang marah-marah lagi." Bu Nina menjawab. " Tapi bu Yayah dari semenjak keluar sekolah dua bulan yang lalu sampai sekarang Asma sama sekali belum pernah buka buku matematikanya."
" Sama bu, Tiara juga sekarang gak stress lagi dulu setiap pulang sekolah pasti banting pintu. Sekarang tiara jadi lebih sabar dan sayang sama adiknya. Cuma masalahnya dia nggak mau kalau disuruh buka-buka lagi buku pelajarannya." kata bu Ike menambahkan obrolan seru para ibu-ibu Berkemas yang sedang sharing pengalaman homeschooling selepas anak memutuskan keluar dari sekolah.
Berdasarkan pengalaman beberapa ibu yang menjalankan homeschooling setelah anak mereka menjadi murid sekolah beberapa tahun ada beberapa kesamaan yg dirasakan. Kesamaan yang paling menonjol adalah anak merasa lebih bahagia tapi sekaligus menjadi tidak bersemangat ketika diharuskan membuka buku pelajaran lagi.Beberapa orang tua kemudian merasa khawatir dan mulai berpikir pakah keputusan untuk meng HS anak merupakan keputusan yang tepat? Atau HS malah membuat anak jadi malas belajar sehingga menjadi preseden buruk bagi masa depan si anak kedepan?
Para orang tua sebaiknya tidak usah khawatir, merupakan hal yang wajar jika anak merasa ingin bersantai sejenak melepaskan ketengangan mereka selama sekolah. Sejenak melepaskan diri dari tekanan-tekanan menghadapi ujian. Anak paling tidak senang diuji sama halnya dengan para orang tua. Dengan memutuskan homeschooling bukan berarti kita memindahkan tekanan sekolah masuk kedalam rumah. Biarkan anak melakukan berbagai kegiatan yang diminatinya. Membuat karya seni atau proyek, membaca buku yang selama ini tidak sempat dia baca karena waktunya habis untuk mengerjakan PR atau melakukan kegiatan olah raga favoritnya. Jauh dari buku teks bukan berarti tidak ada pelajaran yang bisa diambil karena sesungguhnya ilmu Allah itu luas sekali.
Ajak anak untuk mengulang pelajarannya disekolah dengan mempraktekkannya langsung kedalam kehidupan nyata seperti anak yang sedang mempelajari tabel perkalian bisa diajak untuk membuat kue kering. Sambil memanggang kue anak bisa diajak untuk menghitung dengan cepat jumlah kue yg ada di loyang dengan menggunakan tabel perkalian. Sehingga mereka paham semua ilmunya yang selama ini hanya tercetak itu sebenarnya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika anak sedang tidak berminat membaca, orang tua bisa membacakan untuk mereka. Anak yang sudah bisa membaca juga akan senang kalau orangtua mau membacakan buku untuk mereka apalagi sambil disertai pelukan dan obrolan hangat sewaktu membaca.Orang tua bisa juga mengambil alih membaca buku teks anak sehingga orang tua tahu kegiatan apa yg bisa dilakukan yang bisa mencakup materi dalam buku teks.
Lepaskan anak-anak, biarkan mereka benar-benar merasa terbebas dari belajar berdasarkan tekanan atau ujian. Biarkan setiap anak yang baru homeschooling untuk menjalani proses de-schooling proses dimana si anak melepaskan diri dari sekolah, dari buku teks, dari ujian, dari PR, dari keharusan mempelajari sesuatu yang sedang tidak mereka ingin pelajari. Tidak usah terburu-buru memaksa mereka untuk melanjutkan pelajaran seperti yang disekolah. Nikmati proses de-schooling sampai menunggu kesiapan anak untuk melanjutkan proses akademiknya. Yakinlah bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai rasa ingin tahu. Bantu anak untuk mendapatkan motivasinya dalam belajar. Tumbuhkan kesadaran bahwa mereka belajar karena mereka ingin mengetahuinya bukan karena mereka akan menghadapi ujian. Anak homeschooling tidak perlu terlalu stress menghadapi ujian karena pada umumnya ujian hanya akan dijalani pada akhir masa pendidikan dasar, kemudian akhir pendidikan menengah dan akhir masa pendidikan lanjutan.
Wednesday, 19 September 2007
Belajar Internet
Jakarta, 19 september 2007
Hari ini jam 11 siang kita para ibu yang bergabung di berkemas berkumpul untuk sharing dan belajar mengenai internet. Kita di pandu oleh ibu dara maina yang paling ok diantara kita mengenai dunia maya .
Banyak hal yang kita tanyakan dan alhamdulillah kita langsung praktek. Oh iya yang belajar hari ini ibu-ibunya saja dan anak-anaknya ada yang main, baca dan melakukan kegiatan lainnya. Kita juga membicarakan agenda selama bulan ramadhan dan yang paling penting kita saling menguatkan diantara kita untuk melakukan home education yang sesuai dengan karakter anak dan potensinya. Mudah-mudahan pertemuan kita hari ini mendapat berkah dan ridho Allah swt karena tanpa ridhoNya apa yang kita lakukan akan sia-sia.
Hari ini jam 11 siang kita para ibu yang bergabung di berkemas berkumpul untuk sharing dan belajar mengenai internet. Kita di pandu oleh ibu dara maina yang paling ok diantara kita mengenai dunia maya .
Banyak hal yang kita tanyakan dan alhamdulillah kita langsung praktek. Oh iya yang belajar hari ini ibu-ibunya saja dan anak-anaknya ada yang main, baca dan melakukan kegiatan lainnya. Kita juga membicarakan agenda selama bulan ramadhan dan yang paling penting kita saling menguatkan diantara kita untuk melakukan home education yang sesuai dengan karakter anak dan potensinya. Mudah-mudahan pertemuan kita hari ini mendapat berkah dan ridho Allah swt karena tanpa ridhoNya apa yang kita lakukan akan sia-sia.
Sunday, 16 September 2007
Membentuk Sekolahrumah Majemuk
Beberapa keluarga di BERKEMAS bersepakat untuk mejalankan homeschooling majemuk. Apakah yang dimaksud dengan homeschooling atau Sekolah rumah majemuk? Menurut panduan pelaksanaan sekolahrumah yang dikeluarkan oleh Diknas Sekolahrumah Majemuk adalah format Sekolahrumah yang dilaksanakan oleh orangtua dari dua atau lebih keluarga lain yang menerapkan Sekolahrumah karena melakukan satu atau lebih kegiatan sementara kegiatan inti dan kegiatan lainnya tetap dilaksanakan dalam lingkungan rumah oleh orangtua masing-masing.
Jadi dalam melakukan bentuk sekolahrumah majemuk bukan berarti meniadakan peran orang tua dalam pelaksanaan sekolahrumah. Kegiatan akedemik tetap dilaksanakan dirumah dan dibawah bimbingan orang tua masing-masing. Jadi walaupun satu kelompok dalam komunitas majemuk para orang tua bebas menentukan kurikulum apa yag hendak dicapai tidak harus sama dengan anggota lainnya. Pada prakteknya waktu penyelesaian kurikulum bisa lebih cepat jika dibandingkan dengan disekolah, sehingga waktu yg tersisa bisa digunakan untuk berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan tertentu untuk ibu dan anak.yang sudah disepakati. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat diblog ini.
Biasanya kami mengadakan berbagai kegiatan yang tidak hanya berpusat pada anak saja tapi juga peningkatan pengetahuan para ibu melalui berbagai pelatihan ataupun sharing pengalaman para ibu-ibu lain. Ide dan keputusan untuk melakukan pelatihan ataupun kegiatan juga datangnya dari para ibu. Berbagai pelatihan kami lakukan dengan format santai sambil lesehan, dirumah salah satu anggota. Model pelatihan tersebut membuat ibu-ibu lebih rileks dan menyerap berbagai materi yang ada. Mengenai trainernya bisa siapa saja, bisa trainer khusus yang memang kami cari ataupun salah satu dari anggota BERKEMAS yang mempunyai keahlian khusus yang bisa dibagi.
Dengan menjalankan sekolah rumah majemuk ada banyak keuntungan yang kami rasakan.yaitu:
- kesempatan para anak dan ibu untuk bersosialisasi antar homeschooler
- saling berbagi pengalaman atau resources tentang homeschooling
- menekan biaya untuk melakukan berbagai kegiatan
- kemudahan untuk melakukan field trip yang tidak direncanakan
- mengatasi kebingungan para ibu yang baru mulai homeschooling karena langsung merasakan asyiknya homeschooling.
Apabila ibu –ibu ada yang tertarik untuk membuat sekolah rumah majemuk bisa dilakukan dengan mencari keluarga yang lain yang mempunyai visi misi yang sama dalam mendidik anak dan lokasi rumah yg berdekatan untuk memudahkan proses pertemuan serta satu yang patut diingat adalah sekolahrumah majemuk bukan berarti menitipkan anak pada orang tua lainnya. Tapi setiap orang tua atau pendamping diharuskan peran sertanya dalam setiap kegiatan
BERKEMAS siap membantu berbagi pengalaman pada para ibu yang ingin membentuk komunitas sekolah rumah majemuk. Anda bisa menghubungi kami lebih lanjut. Tidak ada kata yang tidak mungkin untuk melakukan homeschooling.
Happy Homeschooling.
Jadi dalam melakukan bentuk sekolahrumah majemuk bukan berarti meniadakan peran orang tua dalam pelaksanaan sekolahrumah. Kegiatan akedemik tetap dilaksanakan dirumah dan dibawah bimbingan orang tua masing-masing. Jadi walaupun satu kelompok dalam komunitas majemuk para orang tua bebas menentukan kurikulum apa yag hendak dicapai tidak harus sama dengan anggota lainnya. Pada prakteknya waktu penyelesaian kurikulum bisa lebih cepat jika dibandingkan dengan disekolah, sehingga waktu yg tersisa bisa digunakan untuk berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan tertentu untuk ibu dan anak.yang sudah disepakati. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat diblog ini.
Biasanya kami mengadakan berbagai kegiatan yang tidak hanya berpusat pada anak saja tapi juga peningkatan pengetahuan para ibu melalui berbagai pelatihan ataupun sharing pengalaman para ibu-ibu lain. Ide dan keputusan untuk melakukan pelatihan ataupun kegiatan juga datangnya dari para ibu. Berbagai pelatihan kami lakukan dengan format santai sambil lesehan, dirumah salah satu anggota. Model pelatihan tersebut membuat ibu-ibu lebih rileks dan menyerap berbagai materi yang ada. Mengenai trainernya bisa siapa saja, bisa trainer khusus yang memang kami cari ataupun salah satu dari anggota BERKEMAS yang mempunyai keahlian khusus yang bisa dibagi.
Dengan menjalankan sekolah rumah majemuk ada banyak keuntungan yang kami rasakan.yaitu:
- kesempatan para anak dan ibu untuk bersosialisasi antar homeschooler
- saling berbagi pengalaman atau resources tentang homeschooling
- menekan biaya untuk melakukan berbagai kegiatan
- kemudahan untuk melakukan field trip yang tidak direncanakan
- mengatasi kebingungan para ibu yang baru mulai homeschooling karena langsung merasakan asyiknya homeschooling.
Apabila ibu –ibu ada yang tertarik untuk membuat sekolah rumah majemuk bisa dilakukan dengan mencari keluarga yang lain yang mempunyai visi misi yang sama dalam mendidik anak dan lokasi rumah yg berdekatan untuk memudahkan proses pertemuan serta satu yang patut diingat adalah sekolahrumah majemuk bukan berarti menitipkan anak pada orang tua lainnya. Tapi setiap orang tua atau pendamping diharuskan peran sertanya dalam setiap kegiatan
BERKEMAS siap membantu berbagi pengalaman pada para ibu yang ingin membentuk komunitas sekolah rumah majemuk. Anda bisa menghubungi kami lebih lanjut. Tidak ada kata yang tidak mungkin untuk melakukan homeschooling.
Happy Homeschooling.
Artikel menarik mengenai terkait sekolah rumah majemuk bisa dilihat dihttp://baitijannati.wordpress.com/2007/05/23/ibuku-guruku-metode-home-schooling-group-alternatif-model-pendidikan-anak-usia-dini/
Saturday, 15 September 2007
Menyambut Ramadhan
Ramadhan menjelang......
Sehari menjelang ramadhan 12 Sept, BERKEMAS kembali berkumpul untuk membuat aneka hiasan menyambut Ramdhan yang nantinya akan ditempel dirumah masing-masing anak. Hal ini rutin dilakukan BERKEMAS tiap tahun agar rumah para homeschooler semakin semarak dan membuat anak-anak jadi bersemangat dalam menjalankan ibadah puasa. Semua membuat beraneka macam tulisan bertema ramadhan yang kemudian di tempel di kertas karton.
Setelah selesai membuat hiasan, kami saling bermaaf-maafan agar dapat menyambut ramadhan juga dengan hati yang bersih. Insya Allah kami akan libur selama satu minggu dan kembali berkumpul bersama satu minggu kedepan.
Selamat menunaikan ibadah puasa.....
Tuesday, 11 September 2007
Tarhib Ramadhan
Dalam rangka menyiapkan anak-anak menjalankan ibadah puasa BERKEMAS mengadakan tarhib ramadhan yang rencananya akan diisi ceramah dan dilanjutkan dengan membuat aneka hiasan menyambut Ramadhan yang akan ditempel dirumah masing-masing anak.
Jam 9 pagi hari Rabu tanggal 5 Sept ceramah ramadhan dimulai. Yang memberikan materi adalah Bu Engkur . Dalam ceramahnya bu Engkur memotivasi anak-anak untuk berpuasa karena Allah telah menyediakan satu surga khusus untuk orang-orang yg melakukan ibadah puasa yakni surga Ar Royyan. Selain berpuasa bu Engkur juga mengajak anak-anak membuat target khusus selain berpuasa misalnya membuat celengan yang pada akhir ramadhan hasilnya bisa disedekahkan, atau tilawah dan menghapal al quran. Berbagai aktivitas menarik sebaiknya juga disiapkan oleh orang tua agar anak lupa akan rasa lapar dan tidak mengalihkan dengan hanya menonton TV.
Setalah ceramah para ibu-ibu juga saling sharing pengalaman dalam mengenalkan serta menjalani puasa dengan anak-anak. Acara ditutup dengan makan bakso serta berbagai camilan yang dibawa khusus oleh Bu Dian ( Mama Vega) dalam rangka ulang tahun beliau. Selamat Ulang Tahun Bu Dian ! Semoga mendapatkan umur yang barokah serta dapat mengantarkan Thaya dan Vega menjadi anak yang sholeh dan berguna. Ternyata acara makan baksonya lumyan lama sehingga acara membuat hiasan ramadhan iundurkan sampai pekan depan.
Pelatihan Self Regulated Training
Untuk meningkatkan kemampuan para orang tua Homeschooler dalam mendampingi putra-putrinya belajar mandiri maka BERKEMAS mengadakan pelatihan Self Regulated Learning dengan trainer Desi Mutia Ali lulusan program Magister Profesi Pendidikan Fakultas Psikologi UI. Pelatihan SLR ini juga merupakan pengembangan dari metode SLR yang dilakukan oleh Desi sendiri. Pelatihan diikuti oleh 11 orang ibu homeschooler.
Dalam pelatihan SLR para ibu diajarkan untuk mengetahui modalitas dan gaya belajar anak serta area yang dapat dikembangkan dari gaya belajar tersebut, menumbuhkan motivasi anak untuk belajar, membantu anak menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap proses anak, serta membantu anak mengevaluasi target serta pencapaian akademik anak. Sehingga diharapkan anak akan mempunyai Self Regulated Learning ditandai dengan mempunyai kepercayaan diri untuk mengarahkan diri, bertindak dan memodifikasi lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik. Mereka juga diharapkan akan selalu berusaha untuk menguasai, memahami dengan mencari data sebanyak yang dibutuhkan serta memanfaatkan segala sumber yang tersedia untuk kesuksesan belajar.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari tidak menyurutkan semangat para ibu-ibu dikarenakan pelatihan yang berlangsung dengan semarak karena pemberian materi tidak hanya dari satu pihak tapi juga banyak permainan dan diskusi. Isi pelatihan juga sangat membantu para ibu nantinya dalam mendampingi proses homeschooling anak.
Pekan Jakarta Membaca 2007
Jumat tanggal 7 Sept 2007 BERKEMAS mengadakan field trip ke Pekan Jakarta Membaca 2007 di GOR Sumantri Brodjonegoro Kuningan. Agenda utamanya adalah melihat pameran foto dari Giffary Zaka Waly putra sulung dari Bunda Neno Warisman sehingga anak HS BERKEMAS bisa melihat dan mengapresiasi karya temannya dan bisa termotivasi untuk ikut berkarya juga. DI PKM ternyata ada banyak stand yg dibuka selain stand foto Giffary. Ada stand taman baca anak milik Yessy Gusman dimana anak2 bisa membaca dengan bebas, ada mobil pintar yang berisi aneka buku maunpun permainan edukatif yang bisa dimainkan, ada stand perpustakaan Jakarta Pusat yg mengadakan berbagai lomba menarik. Wah, pokoknya puas deh. Ditambah bisa melihat pertandingan sepak bola serta panjat dinding. Semua kegiatan itu membuat kami bertahan sampai sore hari.
Siangnya ada talk show meningkatkan minat baca anak dengan pembicara Neno Warisman dan Angelina Sondakh. Selepas Talk Show BERKEMAS mendapatkan kesempatan istimewa untuk ngobrol2 dan berfoto dengan bunda Neno di stand foto Giffary. Bahkan Giffary dengan murah hati memberikan kami oleh2 hasil fotonya yang bisa dipilih sendiri oleh anak2. Terimakasih Kakak Giffary untuk fotonya dan terima kasih kakak Maghfy dan Ody untuk camilannya :)
Pelatihan Menulis
Tanggal 28 Agustus kemarin BERKEMAS kembali kedatangan tamu istimewa yaitu Mbak Endah W.S. Beliau adalah mantan Editor Senior majalah Reader Digest yang sekarang mengelola kursus menulis online di situs http://www.kelasmenulis.com/. Agenda kedatangan Mbak Endah adalah untuk mengadakan pelatihan menulis bagi anak & ibu di BERKEMAS.
Untuk anak2 mereka ditugaskan untuk menulis tentang ibu mereka. Bagi yang belum lancar menulis boleh menceritakan tentang ibu mereka dengan bahasa gambar. Awalnya anak2 malu dan ragu untuk menulis, tapi berkat arahan Mbak Endah mereka bisa mengekspresikan perasaan terhadap ibu mereka. Banyak tulisan yang menyentuh yang membuat para ibu begitu tersentuh dan merasa bahwa anak-anak begitu menyayangi ibunya.
Para ibu juga awalnya ragu dan kurang percaya diri untuk menulis meskipun tetap semangat untuk menulis. Apalagi setelah Mbak Endah membacakan beberapa contoh tulisan para ibu lain yang bukan penulis para ibu semakin bersemangat dan mulai yakin kalau mereka sendiri juga bisa menulis. Hal ini terbukti ketika hasil tulisan dikumpulkan bahkan ada yg menulis sampai 3 halaman folio. Ketika dibacakan tulisan-tulisan yg bertopik Peran Ibu banyak tulisan yg menggugah emosi tak jarang ada tangisan ketika mendengar salah satu tulisan dibacakan.
Setelah pelatihan para peserta merasa puas apalagi mendapatkan sertifikat. Banyak yg tidak percaya kalau ternyata bukan penulispun bisa menulis. Dari Mbak Endah juga didapat pelajaran penting bahwa ketika menulis luapakan dulu semua aturan tata bahasa dan biarkan kreativitas dan emosi kita masuk kedalam tulisan. Karena menulis adalah sarana kita mengkomunikasikan ide kita dalam bahasa tulisan.
Sunday, 9 September 2007
Lomba Ketangkasan
Acara yg ditunggu akhirnya tiba, tanggal 16 Agt hari Kamis BERKEMAS mengadakan lomba ketangkasan. Ada 3 lomba yakni balap karung, memasukkan bendera dan lomba yg tidak boleh ketinggalan lomba makan kerupuk. Setelah perlombaan masih dilanjutkan dengan pertandingan persahabatan futsal di lapangan komplek Palapa Pasar Minggu. Semua anak merasa senang apalagi dengan adanya goodie bag berbagai macam minuman dan makanan layaknya bingkisan ulang tahun.
Masak Burger
Rangkaian lain dari kegiatan 1
7 Agustusan adalah lomba memasak burger yg diadakan tanggal 15 Agt. Anak-anak HS Berkemas dibagi menjadi beberapa kelompok yg terdiri dari 4 orang. Mereka bertugas untuk memasak, menghias dan mencari sejarah asal muasal burger dari ensiklopedia. Setelah selesai memasak sambil makan burger hasil kreasi sendiri - yang menurut mereka burger paling enak yang mereka makan- anak2 HS yg berjumlah 15 orang mendengarkan presentasi teman mereka ttg sejarahnya burger. Semuanya berpartisipasi termasuk anak2 playgroup bangga bisa masak tapi tentu saja dengan pengawasan para orang tua. Kegembiraan masih terus berlanjut sampai keesokan harinya.
Persiapan 17 Agustusan
Menjadi Homeschooler bukan berarti tidak ikut merayakan Hari Kemerdekaan RI. Komunitas Berkemas mengadakan serangkaian kegiatan ala 17-an. Ada 3 acara yg dijadwalkan yaitu menghias ruang kelas, lomba menghias burger dan lomba ketangkasan. Acara menghias dilakukan pada tanggal 13 Agt sedangkan perlombaan dilakukan pada tanggal 15-16 Agt. Diawali dengan menghias ruang tempat kami berkumpul dengan bendera, balon dan kertas origami yg digunting menjadi aneka bentuk. Sebelum memulai menghias kami juga menyanyikan beberapa lagu nasional supaya menambah semangat. Beberapa balon yg meletus menambah kehebohan acara hias menghias kali ini. Dan kemeriahan masih akan terus berlanjut dengan berbagai perlombaan selama 2 hari.
Subscribe to:
Posts (Atom)