Sunday, 11 November 2007

Penerapan Kurikulum dalam Homeschooling

Banyak orang tua yang menghubungi BERKEMAS mengenai kesulitan dalam menjalani kurikulum dalam homeschooling. Dari mulai memilih kurikulum apa yang akan dipakai sampai bagaimana menjalankan kurikulum tersebut. Dalam homeschooling anak yang akan menjadi subjek bukan kurikulum. Sehingga pada akhirnya kurikulum yang menyesuaikan dengan anak.

Di Indonesia saat ini hanya baru ada Kurikulum Diknas. Sedangkan dari luar negeri ada begitu banyak pilihan. Dari yang gratis sampai yang harganya ribuan dolar. Kurikulum Luar negeri saat ini yang sedang popular di Indonesia adalah kurikulum dari Universitas Cambridge. Kurikulum Cambridge bisa di download secara cuma-cuma melalui www.cie.org.uk HS hanya akan dikenakan biaya ketika akan mengikuti ujian sertifikasinya.

Begitu juga halnya dengan Kurikulum DIKNAS. Kurikulum DIKNAS bisa didownload gratis di http://www.puskur.net/. Ketika akan mengikuti ujian persamaan baru dikenakan biaya. Sebagian besar HS di BERKEMAS menggunakan kurikulum Diknas. Kurikulum untuk satu semester atau 6 bulan bisa diselesaikan dalam waktu 3 bulan.

Langkah-langkah yang diambil dalam menerapkan kurikulum adalah sebagai berikut:

  1. Cari tahu terlebih dahulu kompetensi apa yang harus dikuasai oleh setiap tingkatan kelas anak. Kompetensi ini bisa dilihat dari Standar Isi yang terdapat di puskur.net. Selain itu Sekarang juga sudah banyak beredar buku intisari pelajaran selama SD, SMP atau SMA.
  2. Bandingkan semua kompetensi dari tiap pelajaran. Karena biasanya satu kompetensi dipelajari beberapa kali dalam mata pelajaran yang berbeda. Misalnya : Untuk kelas 1 SD ada topik Tentang Aku. Topik ini dibahas dimata pelajaran Bahasa Indonesia, Sains dan IPS. Didalam matematika ada komtensi menghitung 1 – 10. Dalam HS kita tidak perlu menyediak waktu yang berbeda –beda untuk belajar mata pelajaran yg berbeda dengan topik yang sama. Kita bisa menggabungkan semua kompetensi itu dalamsatu waktu. Kita bisa membahas anggota tubuh (sains), menghitung berapa jari kaki ( matematika), mengajarkan tempat tinggal ( IPS) serta membuat cerita tentang aku ( bahasa Indonesia ) dalam satu kesempatan. Sedangkan disekolah mungkin akan membutuhkan waktu lebih.
  3. Susun semua kompetensi yang akan dia capai anak dalam satu semester dalam suatu table yang ditempelkan di tempat yang mudah diraih. Misalkan di kulkas. Beri tanda setiap anak berhasil mencapai kompetensi yg diharapkan.
  4. Aplikasikan kompetensi yang ingin dicapai dalam kehidupan sehari-hari. Jangan berpatokan bahwa belajar harus selalu melalui buku teks. Misalkan dengan membagi kue untuk belajar pecahan atau dongeng tentang nabi sebelum tidur untuk pelajaran agama.
  5. Bangkitkan mood anak syang membuat anak merasa bahagia sehingga belajar juga akan menjadi menyenangkan.
  6. Biarkan anak mempelajari sesuatu secara tuntas dan mendalam. Ketika anak sedang asyik dengan bahasa Inggris biarkan dia menyelesaikannya walaupun mungkin hari itu dia tidak belajar topik lain.

Selain itu ada juga beberapa faktor yang membuat anak HS lebih cepat menyelesaikan kurikulumnya dibandingkan dgn sekolah. Faktor-faktor tersebut adalah:

  • Sistem belajar yang privat bukan klasikal membuat anak lebih cepat menyerap informasi karena dia bisa langsung menanyakan hal-hal yang kurang dimengertinya. Selain itu juga ketika anak sudah selesai dgn suatu topik dia dapat terus melanjutkan tanpa harus menunggu temannya selesai terlebih dahulu.
  • Gaya belajar masing-masing anak juga sudah diketahui sehingga orang tua bisa memberikan materi sesuai dengan gaya belajar mereka. Misalnya anak dengan kecenderungan kinestetik akan kesulitan untuk menghapalkan table perkalian dgn hanya melihatnya saja, mungkin akan lebih mudah bagi sianak untuk menghapalkannya sambil bermain bola.
  • Suasana Belajar di rumah yang tidak sekaku disekolah membuat anak lebih rileks dan siap menerima pelajaran

Dalam HS anak juga lebih fokus karena tidak berada dalam satu ruangan yg terdiri dari banyak anak

Buku Pendukung Penerapan Kurikulum:

  • Panduan Lengkap Homeschooling oleh Maulia D. Kembara, M.Pd.
  • Ma Belajar Yuk oleh Dra. Anggerina Nutriana S
  • Setiap Anak Cerdas oleh Thomas Amstrong

No comments: